CEDERA LUTUT (PENJELASAN DAN PENANGANANNYA)
Cedera lutut merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada setiap orang, khususnya olahragawan. Cedera lutut menjadi cedera yang paling banyak dialami oleh kebanyakan atlet mulai dari sepak bola, futsal, dan olahraga lainnya.
Cedera lutut dapat terjadi karena aktivitas olahraga, kecelakaan, atau aktivitas seharihari yang beresiko tinggi. Seseorang yang mengalami cedera lutut akan merasakan sakit pada lutut yang umumnya disertai pembengkakan dan keterbatasan dalam bergerak sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang.
Terdapat beberapa jenis-jenis cedera pada lutut yang paling umum terjadi yaitu, cedera ligament ACL (Anterior Cruciate Ligament), PCL (Posterior Cruciate Ligament), MCL (Medial Collateral Ligament), LCL (Lateral Collateral Ligament), Meniscus injury (cedera pada bantalan sendi lutut), Patellar tendinitis (cedera tendon patella), Dislokasi, dan Osteoarthritis (peradangan pada sendi). Cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) merupakan cedera yang paling sering dialami atlet.
Cedera ligament pada lutut terjadi karena perubahan kecepatan atau arah gerak secara tiba-tiba, benturan keras disekitar sendi, atau aktivitas yang menggunakan lutut secara berlebihan dan berulang sehingga menyebabkan robeknya ligament pada lutut atau sprain. Cedera ini dapat menyebabkan pembengkakan sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat, dan terganggunya fungsi gerak. Ligament merupakan jaringan ikat yang menghubungkan tulang yang satu dengan yang lainnya.dan berfungsi sebagai stabilisator pada persendian. Ketidakstabilan lutut telah diidentifikasi sebagai faktor resiko kerusakan meniskus (bantalan sendi lutut) dan chondral (lapisan tulang rawan) sehingga dapat mengakibatkan osteoarthritis dini (Farshad-Amacker & Potter, 2013).
Cedera pada lutut juga dapat disebabkan oleh robeknya meniskus pada sendi lutut. Meniskus merupakan jaringan tulang rawan (fibrocartilage) yang berfungsi sebagai pelindung tulang femur dan tulang tibia saat bergerak agar tidak saling bergesekan. Cedera meniskus dapat terjadi karena memutar lutut secara berlebihan dan tiba-tiba sehingga menyebabkan adanya robekan pada meniskus. Cedera meniskus menimbulkan rasa sakit pada sekitar patela, sensasi seperti lutut “terkunci”, hingga terbatasnya gerak fleksi dan ekstensi.
Cedera patellar tendinitis merupakan cedera yang terjadi pada tempurung lutut yang diakibatkan tekanan berulang pada mekanisme ekstensor lutut, oleh karena itu banyak terjadi pada aktivitas olahraga yang banyak melibatkan gerakan melompat (Figueroa et al., 2016).
Jenis cedera selanjutnya yaitu dislokasi. Dislokasi merupakan cedera serius dimana tulang penyangga pada lutut tidak pada posisi yang seharusnya. Cedera ini dapat terjadi karena benturan terlalu keras pada lutut yang terjadi karena aktivitas olahraga atau kecelakaan. Dislokasi menimbulkan rasa nyeri yang hebat, pembengkakan, terbatasnya gerak lutut, dan dapat menimbulkan kejang otot (Robertson et al., 2006).
Osteoarthritis atau peradangan pada sendi merupakan gangguan degeneratif kronis pada sendi lutut yang terjadi karena kerusakan pada tulang rawan (cartilago). Gejala utama osteoarthritis yaitu nyeri, terjadi pembengkakan, penurunan rentang gerak dan terjadi kekakuan (Valderrabano & Steiger, 2011).
Penanganan pada cedera lutut harus dilakukan dengan benar agar tidak terjadi cedera berulang. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir terjadinya cedera yaitu melakukan pemanasan atau warming up dan stretching untuk menyiapkan otot sebelum berolahraga, menggunakan sepatu yang sesuai, melakukan latihan sesuai porsi yang tepat, dan memperkuat otot quadriceps dan hamstring.
Daftar Pustaka
Abulhasan, J. F., & Grey, M. J. (2017). Anatomy and physiology of knee stability. Journal of Functional Morphology and Kinesiology, 2(4). https://doi.org/10.3390/jfmk2040034
Cavanaugh, J. T., & Powers, M. (2017). ACL Rehabilitation Progression: Where Are We Now? Current Reviews in Musculoskeletal Medicine, 10(3), 289–296. https://doi.org/10.1007/s12178-017-9426-3
Farshad-Amacker, N. A., & Potter, H. G. (2013). MRI of knee ligament injury and reconstruction. Journal of Magnetic Resonance Imaging, 38(4), 757–773. https://doi.org/10.1002/jmri.24311
Figueroa, D., Figueroa, F., & Calvo, R. (2016). Patellar tendinopathy: Diagnosis and treatment. Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons, 24(12), e184–e192. https://doi.org/10.5435/JAAOS-D-15-00703
Ikhwan Zein, M. (2015). Cedera Anterior Cruciate Ligament (Acl) Pada Atlet Berusia Muda. Medikora, 11(2), 111–121. https://doi.org/10.21831/medikora.v11i2.2811
Micheo, W. F., Sepúlveda, F., Sanchez, L. A., & Amy, E. (2018). Anterior Cruciate Ligament Sprain. In Essentials of Physical Medicine and Rehabilitation: Musculoskeletal Disorders, Pain, and Rehabilitation (Fourth Edi). Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-54947-9.00063-8
Robertson, A., Nutton, R. W., & Keating, J. F. (2006). Dislocation of the knee. Journal of Bone and Joint Surgery – Series B, 88(6), 706–711. https://doi.org/10.1302/0301- 620X.88B6.17448
Schenck, R. C., Richter, D. L., & Wascher, D. C. (2014). Knee dislocations: Lessons learned from 20-year follow-up. Orthopaedic Journal of Sports Medicine, 2(5), 1– 10. https://doi.org/10.1177/2325967114534387
Setiawan, A. (2011). Faktor Timbulnya Cedera Olahraga. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 1(1), 5.
Thacker, S. B., Stroup, D. F., Branche, C. M., Gilchrist, J., Goodman, R. A., & Kelling, E. P. (2003). Prevention of knee injuries in sports: A systematic review of the literature. Journal of Sports Medicine and Physical Fitness, 43(2), 165–179.
Valderrabano, V., & Steiger, C. (2011). Treatment and prevention of osteoarthritis through exercise and sports. Journal of Aging Research, 2011, 12–16.https://doi.org/10.4061/2011/374653
Wang, H., & Ma, B. (2022). Healthcare and Scientific Treatment of Knee Osteoarthritis. Journal of Healthcare Engineering, 2022. https://doi.org/10.1155/2022/5919686
Woo, S. L. Y., Abramowitch, S. D., Kilger, R., & Liang, R. (2006). Biomechanics of knee ligaments: Injury, healing, and repair. Journal of Biomechanics, 39(1), 1–20. https://doi.org/10.1016/j.jbiomech.2004.10.025