CEDERA PADA TANGAN DAN PENANGANANNYA

Tangan merupakan anggota gerak tubuh yang sangat penting dalam aktivitas sehari-hari. Cedera pada tangan dapat terjadi kapan saja dengan berbagai sebab, mulai dari cedera ringan hingga yang membutuhkan perawatan medis. Cedera pada tangan tentu saja akan mengganggu aktivitas sehari-hari dimana dapat menyebabkan keterbatasan gerak pada tangan karena timbulnya rasa nyeri, bengkak, kaku, mati rasa, kesemutan dan lain sebagainya. Cedera pada tangan dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya kecelakaan, gerakan berulang dalam jangka waktu lama, mengangkat beban yang berlebihan, kesalahan teknik pada saat olahraga, atau sebab yang lainnya.

Terdapat beberapa macam cedera yang dapat terjadi di tangan, diantaranya yaitu Tendinitis Trisep Dan Tendinitis Bisep, Tennis Elbow, Golfer’s Elbow, Carpal Tunnel Syndrome, Fraktur, Dan Mallet Finger.

Tendinitis trisep dan tendinitis bisep merupakan inflamasi atau peradangan yang terjadi pada tendon trisep dan tendon bisep. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan tendon yang terlalu membebani dan berulang-ulang. Penderita biasanya mempunyai riwayat cedera pada bahu. Penderita tendinitis trisep akan mengeluhkan sakit pada siku bagian posterior yang apabila melakukan gerakan ekstensi penuh akan terasa nyeri atau sakit. Sedangkan penderita tendinitis bisep akan mengeluhkan sakit dan terjadi kelemahan pada otot bisep.

Tennis elbow adalah peradangan yang terjadi pada siku bagian luar (lateral) akibat penggunaan berlebihan yang melibatkan perpanjangan pergelangan tangan berulang kali melawan resistensi, meskipun dapat terjadi sebagai cedera akut (trauma pada siku lateral). Umumnya akan muncul rasa sakit dan nyeri tekan di siku bagian luar (lateral) dan akan bertambah parah apabila melakukan aktivitas. Biasanya beberapa penderita ini akan merasakan sakit yang menjalar sampai lengan bawah dan akan menimbulkan kelemahan pada tangan dan pergelangan tangan. Sesuai namanya tennis elbow banyak dialami oleh pemain tennis, namun tidak hanya itu para pekerja yang menggunakan alat berat atau melakukan tugas mencengkeram atau mengangkat berulang-ulang dapat mengalami cedera ini.

Golfer’s elbow adalah peradangan yang terjadi pada siku bagian dalam (medial) akibat penggunaan berlebihan yang berulang-ulang pada tendon fleksor pergelangan tangan yang ada di siku. Umumnya akan muncul rasa sakit dan nyeri pada siku bagian dalam dan akan semakin sakit apabila digunakan untuk beraktivitas. Pusat nyerinya ada pada tonjolan tulang siku bagian dalam dan menjalar sampai ke lengan bawah. Pada beberapa kasus penderita merasakan kelemahan pada pergelangan tangan saat melakukan fleksi. Cedera ini tidak hanya dialami pemain golf atau atlet saja, namun siapa saja dapat mengalaminya.

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kondisi dimana terhimpitnya saraf pada pergelangan tangan yang diakibatkan karena beberapa kondisi seperti penggunaan berulang yang berlebihan pada tangan, terkilir, adanya retakan, dan faktor kehamilan. Seseorang yang mengalami carpal tunnel syndrome biasanya akan merasakan sakit, mati rasa, kesemutan, kaku pada pergelangan tangan, mengalami kelemahan dan sakit pada beberapa jari tangan, bengkak, dan terganggunya ruang gerak pada tangan.

Fraktur merupakan kondisi dimana tulang patah yang menjadikan tulang retak atau pecah, hal ini dapat mengakibatkan perubahan pada bentuk tulang. Patah tulang dapat terjadi pada tulang mana saja, salah satunya pada tangan. Patah tulang dapat terjadi karena benturan yang sangat keras. Patah tulang ditandai dengan rasa sakit yang teramat sangat, pembengkakan, kelemahan pada jaringan sekitar tulang yang patah, dan pastinya terganggunya gerak. Fraktur dibedakan dalam 2 jenis, yaitu fraktur tertutup atau fraktur terbuka (ketika tulang yang patah menembus jaringan kulit).

Mallet finger merupakan cedera yang terjadi pada jari tangan akibat kerja tendon pada jari yang berlebihan akibat olahraga maupun aktifitas lainnya. Biasanya banyak dialami atlet voli, basket, atau baseball. Cedera ini biasanya ditandai dengan rasa sakit apabila meluruskan jari dan terjadi kelemahan pada jari-jari tangan.

Keluhan cedera diatas harus ditangani dengan benar. Beberapa kasus cedera membutuhkan tes radiologi seperti rontgen, MRI, atau CT Scan untuk memastikan kondisi cedera yang terjadi agar penanganan yang dilakukan dapat sesuai dan benar sehingga tidak memperburuk keadaan cedera. Beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, seperti melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah berolahraga, melatih kekuatan dan fleksibilitas otot, perbaiki teknik latihan, sesuaikan beban latihan atau beban kerja sehinggan tidak terlalu membebani tangan, dan lakukan recovery yang cukup.

 

DAFTAR PUSTAKA

Donaldson, O., Vannet, N., Gosens, T., & Kulkarni, R. (2014). Tendinopathies Around the Elbow Part 2: Medial Elbow, Distal Biceps and Triceps Tendinopathies. Shoulder and Elbow, 6(1), 47–56. https://doi.org/10.1111/sae.12022

Al-Muqsith, M. S. (2018). ANATOMI DAN BIOMEKANIKA SENDI SIKU DAN PERGELANGAN TANGAN (M. . dr. Meutia Maulina (ed.); I). Unimal Press. www.unimal.ac.id/unimalpress.

Hamid, J. (2018). Cedera Olahraga Dalam Perspektif Ilmu Kedokteran Olahraga (S. K. dr. Donny Kurniawan (ed.); 1st ed.). CV.SARNU UNTUNG.

Lamaris, G. A., & Matthew, M. K. (2017). The Diagnosis and Management of Mallet Finger Injuries. Hand, 12(3), 223–228. https://doi.org/10.1177/1558944716642763

Lin, J. S., & Samora, J. B. (2018). Surgical and Nonsurgical Management of Mallet Finger: A Systematic Review. Journal of Hand Surgery, 43(2), 146-163.e2. https://doi.org/10.1016/j.jhsa.2017.10.004

Orchard, J., & Kountouris, A. (2011). The management of tennis elbow. Bmj, 342(7808), 1–5. https://doi.org/10.1136/bmj.d2687

CEDERA HIP DAN PELVIS

Cedera dapat terjadi dimana saja, seperti pada bagian hip dan pelvis, gluteus, dan otot hamstring. Cedera pada bagian-bagian ini tidak hanya terjadi pada atlet atau olahragawan saja, tetapi dapat terjadi juga pada masyarakat umum lainnya. Cedera ini dapat menyebabkan nyeri pada sekitar pinggang yang menjalar kebawah yang tak jarang sampai terasa pada kaki. Cedera ini dapat terjadi karena aktivitas olahraga, benturan, kecelakaan, mengangkat beban yang terlalu berat atau aktivitas sehari-hari yang beresiko tinggi. Terdapat beberapa jenis cedera yang umum terjadi pada daerah sekitar hip dan pelvis, yaitu Hip Strain Flexor, Hernia Nukleus Pulposus (HNP), Low Back Pain (LBP), dan Gluteal Tendinopathy.

Hip Strain Flexor atau ketegangan fleksor pinggul merupakan cedera yang terjadi karena adanya regangan atau robekan pada otot fleksor pinggul. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya stretching dan pemanasan sebelum berolahraga sehingga menyebabkan adanya ketegangan pada otot. Cedera pada area yang sama sebelumnya juga dapat menjadi penyebabnya. Penderita cedera ini akan mengalami rasa nyeri pada daerah depan panggul yang biasanya akan diperburuk saat mengangkat paha. Hal ini dapat mempengaruhi dan menghambat pergerakan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau biasa disebut saraf kejepit adalah kondisi dimana adanya pergeseran pada ruas tulang belakang yang mengakibatkan tekanan pada saraf tulang belakang dan dapat terjadi penonjolan dari nukleus pulposus melalui serabut annulus diskus intervertebralis. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab tersering nyeri akar saraf dimana pasien mengeluhkan nyeri, kelemahan bahkan mati rasa pada punggung bawah. Rasa nyeri tersebut tentunya akan mengurangi ruang gerak sehingga dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Hernia Nukleus Pulposus dapat disebabkan oleh kelemahan otot untuk menopang beban yang berlebihan, latihan beban, dan pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas yang membutuhkan banyak tenaga untuk mengangkat beban berat merupakan beberapa hal yang dapat menyebabkan HNP. Diagnosa untuk HNP dapat dilakukan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti MRI. Apabila rasa nyeri yang dirasakan penderita tetap tidak bisa ditoleransi meskipun sudah menjalani terapi analgesik, pembedahan yang mendesak dapat dilakukan.

Low Back Pain (LBP) merupakan nyeri pada punggung bawah yang dapat disertai dengan nyeri kaki atau dapat juga tidak disertai dengan nyeri kaki. Rasa nyeri pada punggung bawah menimbulkan rasa tidak nyaman pada saat beraktivitas. Nyeri pada punggung bawah ini dapat timbul secara tiba-tiba atau bertahap, nyeri yang dirasakan dapat disertai dengan sensasi panas yang samar-samar dan menusuk dengan intensitas yang ringan hingga berat. Low back pain adalah masalah kesehatan yang sangat umum terjadi, hal ini dapat disebabkan oleh mobilisasi yang salah, kebiasaan posisi duduk, kelainan pada tulang belakang, kelemahan otot, sendi maupun struktur lain yang menopang tulang belakang, dan aktivitas yang membutuhkan banyak tenaga untuk mengangkat beban berat. Terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi low back pain yaitu usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), masa kerja, kebiasaan merokok, aktivtas fisik dan riwayat penyakit terkait rangka dan riwayat trauma.

Gluteal tendinopathy adalah gangguan yang terjadi pada tendon gluteus atau disebut juga dengan sindrom nyeri trokanterik mayor. Gluteal tendinopathy ditandai dengan kelemahan, nyeri pada sekitar trokanter mayor pinggul, dan nyeri saat ditekan atau beraktivitas. Rasa sakit yang dialami juga dapat dirasakan pada saat berbaring miring sehingga menimbulkan gangguan tidur, dan rasa sakit juga dapat dialami saat berjalan dan menaiki tangga yang biasanya mengakibatkan penurunan tingkat aktivitas fisik. MRI dapat diakukan untuk mengetahui area robekan yang terjadi seperti robekan sebagian atau robekan keseluruhan dan juga mengetahui ketebalan tendon gluteus yang robek. Gluteal tendinopathy dapat terjadi karena kebiasaan atau teknik latihan yang buruk pada atlet, kelemahan otot, obesitas, dan kurangnya bergerak atau berolahraga.

Masalah-masalah kesehatan diatas harus ditangani dengan benar untuk menghindari cedera berulang. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah menyesuaikan kemampuan otot untuk melakukan aktivitas yang mengharuskan mengangkat beban berat, melakukan stretching sebelum berolahraga, dan melakukan latihan dengan porsi dan teknik yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Babu, A., Gupta, A., Sharma, P., Ranjan, P., & Kumar, A. (2016). Blunt traumatic superior gluteal artery pseudoaneurysm presenting as gluteal hematoma without bony injury: A rare case report. Chinese Journal of Traumatology – English Edition, 19(4), 244–246. https://doi.org/10.1016/j.cjtee.2015.11.018

El-Husseiny, M., Patel, S., Rayan, F., & Haddad, F. (2011). Gluteus medius tears: An under-diagnosed pathology. British Journal of Hospital Medicine, 72(1), 12–16. https://doi.org/10.12968/hmed.2011.72.1.12

F., D. P., A., C., O., M., A., D., & R., S. (1998). Sports injuries in the pelvis and hip: Diagnostic imaging. European Journal of Radiology, 27(SUPPL. 1), S49–S59. http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=reference&D=emed4&NEWS=N&AN=1998198385

Grimaldi, A., Mellor, R., Hodges, P., Bennell, K., Wajswelner, H., & Vicenzino, B. (2015). Gluteal Tendinopathy: A Review of Mechanisms, Assessment and Management. Sports Medicine, 45(8), 1107–1119. https://doi.org/10.1007/s40279-015-0336-5

Hammond, K. E., Kneer, L., & Cicinelli, P. (2021). Rehabilitation of Soft Tissue Injuries of the Hip and Pelvis. Clinics in Sports Medicine, 40(2), 409–428. https://doi.org/10.1016/j.csm.2021.01.002

Hoy, D., Brooks, P., Blyth, F., & Buchbinder, R. (2010). The Epidemiology of low back pain. Best Practice and Research: Clinical Rheumatology, 24(6), 769–781. https://doi.org/10.1016/j.berh.2010.10.002

Huang, B. K., Campos, J. C., Ghobrial, P., Chung, C. B., Pathria, M. N., & Frcp, C. (2013). Injury of the Gluteal Aponeurotic Fascia and Proximal Iliotibial Band. Radiographics, 1437–1453.

Ikhsanawati, A., Tiksnadi, B., Soenggono, A., & Hidajat, N. N. (2015). Herniated Nucleus Pulposus in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung Indonesia. Althea Medical Journal, 2(2), 179–185. https://doi.org/10.15850/amj.v2n2.568

Jeon, K., Kim, T., & Lee, S. H. (2016). Effects of muscle extension strength exercise on trunk muscle strength and stability of patients with lumbar herniated nucleus pulposus. Journal of Physical Therapy Science, 28(5), 1418–1421. https://doi.org/10.1589/jpts.28.1418

Kawi, J. (2014). Chronic low back pain patients’ perceptions on self-management, self-management support, and functional ability. Pain Management Nursing, 15(1), 258–264. https://doi.org/10.1016/j.pmn.2012.09.003

Kelly, B. T., Maak, T. G., Larson, C. M., Bedi, A., & Zaltz, I. (2013). Sports hip injuries: assessment and management. Instructional Course Lectures, 62(February 2015), 515–531.

Ladurner, A., Fitzpatrick, J., & O’Donnell, J. M. (2021). Treatment of Gluteal Tendinopathy: A Systematic Review and Stage-Adjusted Treatment Recommendation. Orthopaedic Journal of Sports Medicine, 9(7), 1–12. https://doi.org/10.1177/23259671211016850

Lynch, T. S., Bedi, A., & Larson, C. M. (2017). Athletic hip injuries. Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons, 25(4), 269–279. https://doi.org/10.5435/JAAOS-D-16-00171

Mellor, R., Grimaldi, A., Wajswelner, H., Hodges, P., Abbott, J. H., Bennell, K., & Vicenzino, B. (2016). Exercise and load modification versus corticosteroid injection versus “wait and see” for persistent gluteus medius/minimus tendinopathy (the LEAP trial): A protocol for a randomised clinical trial. BMC Musculoskeletal Disorders, 17(1), 1–17. https://doi.org/10.1186/s12891-016-1043-6

Meredith, D. S., Huang, R. C., Nguyen, J., & Lyman, S. (2010). Obesity increases the risk of recurrent herniated nucleus pulposus after lumbar microdiscectomy. Spine Journal, 10(7), 575–580. https://doi.org/10.1016/j.spinee.2010.02.021

N.E., F. (2011). Barriers and progress in the treatment of low back pain. BMC Medicine, 9. http://www.biomedcentral.com/1741-7015/9/108%5Cnhttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=reference&D=emed10&NEWS=N&AN=2011566507

Neumann, D. A. (2010). Kinesiology of the hip: A focus on muscular actions. Journal of Orthopaedic and Sports Physical Therapy, 40(2), 82–94. https://doi.org/10.2519/jospt.2010.3025

Nicodemo, A., Decaroli, D., Pallavicini, J., Sivieri, R., Aprato, A., & Massè, A. (2008). A treatment protocol for abdomino-pelvic injuries. Journal of Orthopaedics and Traumatology, 9(2), 89–95. https://doi.org/10.1007/s10195-008-0003-9

Rusmayanti, M. Y., & Kurniawan, S. N. (2023). Hnp lumbalis. Journal of Pain Headache and Vertigo, 7–11. https://doi.org/10.21776/ub.jphv.2023.004.01.2

Vasseljen, O., Unsgaard-Tøndel, M., Westad, C., & Mork, P. J. (2012). Effect of core stability exercises on feed-forward activation of deep abdominal muscles in chronic low back pain: A randomized controlled trial. Spine, 37(13), 1101–1108. https://doi.org/10.1097/BRS.0b013e318241377c