CEDERA HIP DAN PELVIS

Cedera dapat terjadi dimana saja, seperti pada bagian hip dan pelvis, gluteus, dan otot hamstring. Cedera pada bagian-bagian ini tidak hanya terjadi pada atlet atau olahragawan saja, tetapi dapat terjadi juga pada masyarakat umum lainnya. Cedera ini dapat menyebabkan nyeri pada sekitar pinggang yang menjalar kebawah yang tak jarang sampai terasa pada kaki. Cedera ini dapat terjadi karena aktivitas olahraga, benturan, kecelakaan, mengangkat beban yang terlalu berat atau aktivitas sehari-hari yang beresiko tinggi. Terdapat beberapa jenis cedera yang umum terjadi pada daerah sekitar hip dan pelvis, yaitu Hip Strain Flexor, Hernia Nukleus Pulposus (HNP), Low Back Pain (LBP), dan Gluteal Tendinopathy.

Hip Strain Flexor atau ketegangan fleksor pinggul merupakan cedera yang terjadi karena adanya regangan atau robekan pada otot fleksor pinggul. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya stretching dan pemanasan sebelum berolahraga sehingga menyebabkan adanya ketegangan pada otot. Cedera pada area yang sama sebelumnya juga dapat menjadi penyebabnya. Penderita cedera ini akan mengalami rasa nyeri pada daerah depan panggul yang biasanya akan diperburuk saat mengangkat paha. Hal ini dapat mempengaruhi dan menghambat pergerakan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau biasa disebut saraf kejepit adalah kondisi dimana adanya pergeseran pada ruas tulang belakang yang mengakibatkan tekanan pada saraf tulang belakang dan dapat terjadi penonjolan dari nukleus pulposus melalui serabut annulus diskus intervertebralis. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab tersering nyeri akar saraf dimana pasien mengeluhkan nyeri, kelemahan bahkan mati rasa pada punggung bawah. Rasa nyeri tersebut tentunya akan mengurangi ruang gerak sehingga dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Hernia Nukleus Pulposus dapat disebabkan oleh kelemahan otot untuk menopang beban yang berlebihan, latihan beban, dan pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas yang membutuhkan banyak tenaga untuk mengangkat beban berat merupakan beberapa hal yang dapat menyebabkan HNP. Diagnosa untuk HNP dapat dilakukan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti MRI. Apabila rasa nyeri yang dirasakan penderita tetap tidak bisa ditoleransi meskipun sudah menjalani terapi analgesik, pembedahan yang mendesak dapat dilakukan.

Low Back Pain (LBP) merupakan nyeri pada punggung bawah yang dapat disertai dengan nyeri kaki atau dapat juga tidak disertai dengan nyeri kaki. Rasa nyeri pada punggung bawah menimbulkan rasa tidak nyaman pada saat beraktivitas. Nyeri pada punggung bawah ini dapat timbul secara tiba-tiba atau bertahap, nyeri yang dirasakan dapat disertai dengan sensasi panas yang samar-samar dan menusuk dengan intensitas yang ringan hingga berat. Low back pain adalah masalah kesehatan yang sangat umum terjadi, hal ini dapat disebabkan oleh mobilisasi yang salah, kebiasaan posisi duduk, kelainan pada tulang belakang, kelemahan otot, sendi maupun struktur lain yang menopang tulang belakang, dan aktivitas yang membutuhkan banyak tenaga untuk mengangkat beban berat. Terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi low back pain yaitu usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), masa kerja, kebiasaan merokok, aktivtas fisik dan riwayat penyakit terkait rangka dan riwayat trauma.

Gluteal tendinopathy adalah gangguan yang terjadi pada tendon gluteus atau disebut juga dengan sindrom nyeri trokanterik mayor. Gluteal tendinopathy ditandai dengan kelemahan, nyeri pada sekitar trokanter mayor pinggul, dan nyeri saat ditekan atau beraktivitas. Rasa sakit yang dialami juga dapat dirasakan pada saat berbaring miring sehingga menimbulkan gangguan tidur, dan rasa sakit juga dapat dialami saat berjalan dan menaiki tangga yang biasanya mengakibatkan penurunan tingkat aktivitas fisik. MRI dapat diakukan untuk mengetahui area robekan yang terjadi seperti robekan sebagian atau robekan keseluruhan dan juga mengetahui ketebalan tendon gluteus yang robek. Gluteal tendinopathy dapat terjadi karena kebiasaan atau teknik latihan yang buruk pada atlet, kelemahan otot, obesitas, dan kurangnya bergerak atau berolahraga.

Masalah-masalah kesehatan diatas harus ditangani dengan benar untuk menghindari cedera berulang. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah menyesuaikan kemampuan otot untuk melakukan aktivitas yang mengharuskan mengangkat beban berat, melakukan stretching sebelum berolahraga, dan melakukan latihan dengan porsi dan teknik yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Babu, A., Gupta, A., Sharma, P., Ranjan, P., & Kumar, A. (2016). Blunt traumatic superior gluteal artery pseudoaneurysm presenting as gluteal hematoma without bony injury: A rare case report. Chinese Journal of Traumatology – English Edition, 19(4), 244–246. https://doi.org/10.1016/j.cjtee.2015.11.018

El-Husseiny, M., Patel, S., Rayan, F., & Haddad, F. (2011). Gluteus medius tears: An under-diagnosed pathology. British Journal of Hospital Medicine, 72(1), 12–16. https://doi.org/10.12968/hmed.2011.72.1.12

F., D. P., A., C., O., M., A., D., & R., S. (1998). Sports injuries in the pelvis and hip: Diagnostic imaging. European Journal of Radiology, 27(SUPPL. 1), S49–S59. http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=reference&D=emed4&NEWS=N&AN=1998198385

Grimaldi, A., Mellor, R., Hodges, P., Bennell, K., Wajswelner, H., & Vicenzino, B. (2015). Gluteal Tendinopathy: A Review of Mechanisms, Assessment and Management. Sports Medicine, 45(8), 1107–1119. https://doi.org/10.1007/s40279-015-0336-5

Hammond, K. E., Kneer, L., & Cicinelli, P. (2021). Rehabilitation of Soft Tissue Injuries of the Hip and Pelvis. Clinics in Sports Medicine, 40(2), 409–428. https://doi.org/10.1016/j.csm.2021.01.002

Hoy, D., Brooks, P., Blyth, F., & Buchbinder, R. (2010). The Epidemiology of low back pain. Best Practice and Research: Clinical Rheumatology, 24(6), 769–781. https://doi.org/10.1016/j.berh.2010.10.002

Huang, B. K., Campos, J. C., Ghobrial, P., Chung, C. B., Pathria, M. N., & Frcp, C. (2013). Injury of the Gluteal Aponeurotic Fascia and Proximal Iliotibial Band. Radiographics, 1437–1453.

Ikhsanawati, A., Tiksnadi, B., Soenggono, A., & Hidajat, N. N. (2015). Herniated Nucleus Pulposus in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung Indonesia. Althea Medical Journal, 2(2), 179–185. https://doi.org/10.15850/amj.v2n2.568

Jeon, K., Kim, T., & Lee, S. H. (2016). Effects of muscle extension strength exercise on trunk muscle strength and stability of patients with lumbar herniated nucleus pulposus. Journal of Physical Therapy Science, 28(5), 1418–1421. https://doi.org/10.1589/jpts.28.1418

Kawi, J. (2014). Chronic low back pain patients’ perceptions on self-management, self-management support, and functional ability. Pain Management Nursing, 15(1), 258–264. https://doi.org/10.1016/j.pmn.2012.09.003

Kelly, B. T., Maak, T. G., Larson, C. M., Bedi, A., & Zaltz, I. (2013). Sports hip injuries: assessment and management. Instructional Course Lectures, 62(February 2015), 515–531.

Ladurner, A., Fitzpatrick, J., & O’Donnell, J. M. (2021). Treatment of Gluteal Tendinopathy: A Systematic Review and Stage-Adjusted Treatment Recommendation. Orthopaedic Journal of Sports Medicine, 9(7), 1–12. https://doi.org/10.1177/23259671211016850

Lynch, T. S., Bedi, A., & Larson, C. M. (2017). Athletic hip injuries. Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons, 25(4), 269–279. https://doi.org/10.5435/JAAOS-D-16-00171

Mellor, R., Grimaldi, A., Wajswelner, H., Hodges, P., Abbott, J. H., Bennell, K., & Vicenzino, B. (2016). Exercise and load modification versus corticosteroid injection versus “wait and see” for persistent gluteus medius/minimus tendinopathy (the LEAP trial): A protocol for a randomised clinical trial. BMC Musculoskeletal Disorders, 17(1), 1–17. https://doi.org/10.1186/s12891-016-1043-6

Meredith, D. S., Huang, R. C., Nguyen, J., & Lyman, S. (2010). Obesity increases the risk of recurrent herniated nucleus pulposus after lumbar microdiscectomy. Spine Journal, 10(7), 575–580. https://doi.org/10.1016/j.spinee.2010.02.021

N.E., F. (2011). Barriers and progress in the treatment of low back pain. BMC Medicine, 9. http://www.biomedcentral.com/1741-7015/9/108%5Cnhttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=reference&D=emed10&NEWS=N&AN=2011566507

Neumann, D. A. (2010). Kinesiology of the hip: A focus on muscular actions. Journal of Orthopaedic and Sports Physical Therapy, 40(2), 82–94. https://doi.org/10.2519/jospt.2010.3025

Nicodemo, A., Decaroli, D., Pallavicini, J., Sivieri, R., Aprato, A., & Massè, A. (2008). A treatment protocol for abdomino-pelvic injuries. Journal of Orthopaedics and Traumatology, 9(2), 89–95. https://doi.org/10.1007/s10195-008-0003-9

Rusmayanti, M. Y., & Kurniawan, S. N. (2023). Hnp lumbalis. Journal of Pain Headache and Vertigo, 7–11. https://doi.org/10.21776/ub.jphv.2023.004.01.2

Vasseljen, O., Unsgaard-Tøndel, M., Westad, C., & Mork, P. J. (2012). Effect of core stability exercises on feed-forward activation of deep abdominal muscles in chronic low back pain: A randomized controlled trial. Spine, 37(13), 1101–1108. https://doi.org/10.1097/BRS.0b013e318241377c

Apa itu Sport Therapist?

Sport therapist atau terapis olahraga adalah profesional tenaga olahraga yang secara khusus terlatih untuk membantu atlet dan individu aktif dalam mengurangi rasa sakit, mempercepat pemulihan, dan mencegah cedera saat berolahraga. Mereka mengkhususkan diri dalam penanganan cedera olahraga dan berbagai kondisi fisik yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik.

Read More

Cedera Angkle : Penjelasan dan Penanganan

Cedera pada pergelangan kaki atau yang dikenal juga dengan cedera angkle, adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada setiap orang. Cedera ini bisa terjadi karena berbagai alasan seperti olahraga, kecelakaan, atau aktivitas sehari-hari yang berisiko tinggi. Cedera angkle juga bisa menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan kesulitan bergerak yang signifikan, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kinerja seseorang.

Read More